Stop Judi Online, “Harga Ditentukan ASUS”: Microsoft Ungkap Penetapan Harga untuk ROG Xbox Ally

“Harga Ditentukan ASUS” Microsoft Ungkap Penetapan Harga untuk ROG Xbox Ally

Stop Judi Online! Harga ROG Xbox Ally mahal tapi nilainya jelas. Jangan habiskan uang untuk Judol yang hasilnya NOL. Jauhi kerugian finansial yang tak terukur!

Latar Belakang Kolaborasi Microsoft & ASUS

Pada tahun 2025, Microsoft mengumumkan kehadiran handheld gaming PC berlabel Xbox, yakni ROG Xbox Ally dan varian premium ROG Xbox Ally X — hasil kemitraan dengan ASUS melalui lini ROG (Republic of Gamers). Perangkat ini menggunakan Windows 11, mengusung integrasi Xbox Game Pass, dan dirancang untuk memberi “pengalaman Xbox di format portabel”.

Spesifikasinya cukup menggoda: layar 7″ Full HD 120 Hz, prosesor AMD Ryzen Z2 (atau Z2 Extreme untuk varian X), RAM besar, SSD cepat — dan harga rilis di pasaran: US $599 untuk model standar, US $999 untuk varian X.

Namun yang menarik: dalam wawancara resmi, Presiden Xbox, Sarah Bond, membuka bahwa Microsoft tidak menetapkan harga — melainkan harga tersebut merupakan keputusan ASUS.

Pernyataan Resmi: “Harga Ditentukan oleh ASUS”

Dalam wawancara dengan Variety, Sarah Bond menyatakan:

“We looked at, how do we create multiple options for people? And it really was ASUS, because this is their hardware. … That is all of their insight into the market, into the feature set, into what people want, to determine the ultimate prices of the devices.”
Dan dalam artikel lain:
“The price was determined by ASUS” ketika merespon kritik terkait harga US $1.000 untuk varian X.

Dengan kata lain, meskipun perangkat memakai merek Xbox dan dipromosikan oleh Microsoft, tanggung jawab utama atas desain, manufaktur, dan penetapan harga berada di tangan ASUS. Microsoft bertindak lebih sebagai mitra ekosistem dan branding.

Mengapa Hal Ini Terjadi? Logika di Balik Keputusan

Beberapa faktor bisa menjelaskan mengapa ASUS — bukan Microsoft — menetapkan harga:

  1. ASUS sebagai pembuat hardware utama
    ASUS yang merancang, memproduksi, dan memasarkan perangkat keras ROG Xbox Ally. Karena itu, mereka memiliki otoritas lebih atas keputusan biaya produksi, margin, dan posisi harga di pasar PC-handheld.

  2. Segmentasi pasar yang berbeda dari konsol tradisional
    Handheld ini sebenarnya PC kecil dengan Windows 11 — bukan konsol Xbox tradisional. Oleh karena itu, model bisnis dan struktur biaya jauh berbeda dibanding Xbox Series atau Xbox Switch.

  3. Branding & Ekspektasi pasar
    Dengan nama “ROG Xbox”, ekspektasi menjadi tinggi: performa, spesifikasi, fleksibilitas. ASUS mungkin menetapkan harga premium sesuai positioning “high-end handheld Windows gaming”. Microsoft menyadari hal tersebut dan meninggalkan keputusan harga kepada salah satu pihak produksi.

  4. Kemitraan strategis, bukan produknya sendiri
    Microsoft menyebut bahwa perangkat ini hanyalah salah satu pilihan dalam ekosistem — dan bukan “konsol Xbox generasi berikutnya”. Hal ini memungkinkan mereka untuk melepaskan bagian penetapan harga pada mitra.

Dampak dan Reaksi Pasar

 Dampak Positif

  • Peluncuran pre-order menunjukkan minat yang kuat meskipun harga tinggi: Bond menyebut “overwhelming demand”.

  • Konsumen yang paham hardware menyambut baik spesifikasi dan status handheld sebagai PC gaming portabel dengan brand Xbox.

 Tantangan & Kritik

  • Harga varian X (US $999) dianggap sangat tinggi untuk sebuah handheld. Banyak pengguna meragukan nilai manfaatnya dibanding laptop gaming atau konsol generasi utama.

  • Branding Xbox menimbulkan kebingungan: beberapa konsumen mungkin mengira ini “konsol Xbox handheld” biasa — padahal ini adalah Windows PC. Apabila harga tinggi, ekspektasi juga lebih tinggi.

  • Kompetisi: dengan Steam Deck, Lenovo Legion Go, dan handheld lain di pasar, harga tinggi bisa menjadi penghalang mass market.

Apa Artinya Bagi Microsoft dan ASUS ke Depan?

  • Microsoft menegaskan bahwa meskipun sedang tidak merilis handheld Xbox buatan mereka sendiri, mereka tetap “100 % looking at making things in the future” (kata Sarah Bond).

  • ASUS memperkuat posisinya sebagai pembuat hardware gaming premium — kolaborasi dengan merek besar seperti Xbox meningkatkan reputasinya.

  • Konsumen kini perlu memahami bahwa “Xbox brand” tak selalu berarti “Xbox console” — bisa juga produk hardware mitra secara independen dengan branding lisensi.

Kesimpulannya:
Penetapan harga untuk ROG Xbox Ally menunjukkan dinamika baru dalam kemitraan antara produsen hardware dan perusahaan platform besar seperti Microsoft. Meskipun Xbox memberikan nama dan ekosistem, keputusan harga tetap di tangan ASUS—digambarkan oleh Sarah Bond sebagai “insight mereka ke pasar, ke fitur, ke apa yang orang inginkan”.

Bagi konsumen, ini berarti:

  • Handheld ini bukan produk Xbox standar, melainkan perangkat PC gaming portabel tingkat “premium”.

  • Harga yang tinggi bisa dijustifikasi jika kamu menginginkan fleksibilitas PC + Xbox + Game Pass dalam satu perangkat.

  • Namun jika kamu mencari “konsol handheld Xbox” dengan harga konsol, maka value-nya mungkin kurang memuaskan.

Seiring waktu, akan menarik melihat apakah strategi ini berhasil memperluas pasar handheld gaming atau justru memposisikan perangkat sebagai niche premium dengan pengguna terbatas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *